komunikasi pembelajaran
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak
dapat dipisahkan dari upaya peningkatan kualitas pendidikan yang sekarang ini
sedang menjadi sorotan dan harapan banyak orang di Indonesia. Wujud dari proses
pendidikan yang paling riil terjadi di lapangan dan bersentuhan langsung dengan
sasaran adalah berupa kegiatan belajar mengajar pada tingkat satuan pendidikan.
Kualitas kegiatan belajar mengajar atau sering disebut dengan proses
pembelajaran tentu saja akan berpengaruh terhadap mutu pendidikan
yang output-nya berupa sumber daya manusia.
Kegiatan pembelajaran merupakan proses transformasi
pesan edukatif berupa materi belajar dari sumber belajar kepada pembelajar.
Dalam pembelajaran terjadi proses komunikasi untuk menyampaikan pesan dari
pendidik kepada peserta didik dengan tujuan agar pesan dapat diterima dengan
baik dan berpengaruh terhadap pemahaman serta perubahan tingkah laku. Dengan
demikian keberhasilan kegiatan pembelajaran sangat tergantung kepada
efektifitas proses komunikasi yang terjadi dalam pembelajaran tersebut.
Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi
terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu siswa. Belajar dapat
dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada pencapaian tujuan dan proses berbuat
melalui berbagai pengalaman yang diciptakan guru. Kegiatan pembelajaran
dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku guru adalah
membelajarkan dan siswa adalah belajar.
B.
Rumusan Masalah
- Apa Pengertian Komunikasi Pembelajaran?
- Bagaimana Macam-macam Komunikasi dan Pembelajaran?
- Bagaimana Tujuan Komunikasi dan Pembelajaran?
C.
Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian komunikasi
pembelajaran.
2. Untuk Mengetahui Macam-macam Komunikasi
dan Pembelajaran.
3. Untuk Mengetahui Tujuan Komunikasi dan Pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Komunikasi
Hakikat dan Proses Komunikasi:
1. Komunikasi berasal dari kata latin
“communicare” yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan.
2. Komunikasi adalah proses merubah perilaku
orang lain.
Menurut Hardjana, sebagaimana dikutip oleh Endang
Lestari G (2003) secara etimologis komunikasi berasal dari bahasa Latin
yaitu cum, sebuah kata depan yang artinya dengan, atau bersama dengan, dan
kata umus, sebuah kata bilangan yang berarti satu. Dua kata tersebut
membentuk kata benda communio, yang dalam bahasa Inggris
disebut communion, yang mempunyai makna kebersamaan, persatuan,
persekutuan, gabungan, pergaulan, atau hubungan. Karena untuk ber-communio
diperlukan adanya usaha dan kerja, maka kata communion dibuat kata
kerja communicare yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang,
tukar menukar, membicarakan sesuatu dengan orang, memberitahukan sesuatu kepada
seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, atau berteman. Dengan
demikian, komunikasi mempunyai makna pemberitahuan, pembicaraan, percakapan,
pertukaran pikiran atau hubungan.
Tidak seluruh definisi dikemukakan di sini, akan
tetapi berdasarkan definisi yang ada di atas dapat diambil pemahaman bahwa:
a. Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu
proses penyampaian informasi. Dilihat dari sudut pandang ini, kesuksesan
komunikasi tergantung kepada desainpesan atau informasi dan cara
penyampaiannya. Menurut konsep ini pengirim dan penerima pesan tidak menjadi
komponen yang menentukan.
b. Komunikasi adalah proses penyampaian
gagasan dari seseorang kepada orang lain. Pengirim pesan atau komunikator
memiliki peran yang paling menentukan dalam keberhasilan komumikasi, sedangkan
komunikan atau penerima pesan hanya sebagai objek yang pasif.
c. Komunikasi diartikan sebagai proses
penciptaan arti terhadap gagasan atau ide yang disampaikan. Pemahaman ini
menempatkan tiga komponen yaitu pengirim, pesan, dan penerima pesan pada posisi
yang seimbang. Proses ini menuntut adanya proses encoding oleh
pengirim dan decoding oleh penerima, sehingga informasi dapat
bermakna.
Komunikasi Pembelajaran
Pembelajaran adalah susunan informasi untuk
menghasilkan belajar. Transfer informasi dari sumber ke penerima
disebut sebagai komunikasi. Karena pembelajaran baru biasanya bergantung
pada pengambilan dalam informasi baru, pembelajaran yang efektif tidak bisa
berjalan tanpa adanya komunikasi. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita
untuk mengetahui sesuatu tentang proses komunikasi untuk digunakan dalam media pembelajaran
secara efektif.
Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses komunikasi.
Komunikasi adalah proses pengiriman informasi dari satu pihak kepada pihak lain
untuk tujuan tertentu. Komunikasi dikatakan efektif apabila komunikasi
yang terjadi menimbulkan arus informasi dua arah, yaitu dengan
munculnya feedback dari pihak penerima pesan.
Kualitas pembelajaran dipengaruhi oleh efektif
tidaknya komunikasi yang terjadi di dalamnya. Komunikasi efektif dalam
pembelajaran merupakan proses transformasi pesan berupa ilmu pengetahuan dan
teknologi dari pendidik kepada peserta didik, dimana peserta didik mampu
memahami maksud pesan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, sehingga
menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menimbulkan perubahan
tingkah laku menjadi lebih baik. Pengajar adalah pihak yang paling
bertanggungjawab terhadap berlangsungnya komunikasi yang efektif dalam
pembelajaran, sehingga dosen sebagai pengajar dituntut memiliki kemampuan berkomunikasi
yang baik agar menghasilkan proses pembelajaran yang efektif.
Komunikasi dikatakan efektif apabila terdapat aliran
informasi dua arah antara komunikator dan komunikan dan informasi tersebut
sama-sama direspon sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi
tersebut. Setidaknya terdapat lima aspek yang perlu dipahami dalam
membangun komunikasi yang efektif, yaitu:
a. Kejelasan
Hal
ini dimaksudkan bahwa dalam komunikasi harus menggunakan bahasa dan mengemas
informasi secara jelas, sehingga mudah diterima dan dipahami oleh komunikan.
b. Ketepatan
Ketepatan
atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang benar dan kebenaran
informasi yang disampaikan.
c. Konteks
Konteks
atau sering disebut dengan situasi, maksudnya adalah bahwa bahasa dan informasi
yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan dimana komunikasi
itu terjadi.
d. Alur
Bahasa
dan informasi yang akan disajikan harus disusun dengan alur atau sistematika
yang jelas, sehingga pihak yang menerima informasi cepat tanggap.
e. Budaya
Aspek
ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga berkaitan dengan
tatakrama dan etika. Artinya dalam berkomunikasi harus menyesuaikan dengan
budaya orang yang diajak berkomunikasi, baik dalam penggunaan bahasa verbal
maupun nonverbal, agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi. (Endang Lestari G:
2003).
Terkait dengan proses pembelajaran, komunikasi
dikatakan efektif jika pesan yang dalam hal ini adalah materi pelajaran dapat
diterima dan dipahami, serta menimbulkan umpan balik yang positif oleh
mahasiswa. Komunikasi efektif dalam pembelajaran harus didukung dengan
keterampilan komunikasi antar pribadi yang harus dimiliki oleh seorang dosen.
Komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi yang berlangsung secara informal
antara dua orang individu. Komunikasi ini berlangsung dari hati ke hati, karena
diantara keduabelah pihak terdapat hubungan saling mempercayai. Komunikasi
antar pribadi akan berlangsung efektif apabila pihak yang berkomunikasi
menguasai keterampilan komunikasi antar pribadi.
Menurut Endang Lestari G dalam bukunya yang berjudul
“Komunikasi yang Efektif” ada dua model proses komunikasi, yaitu:
a. Model linier
Model
ini mempunyai ciri sebuah proses yang hanya terdiri dari dua
garis lurus, dimana proses komunikasi berawal dari komunikator dan
berakhir pada komunikan. Berkaitan dengan model ini ada yang dinamakan
Formula Laswell. Formula ini merupakan cara untuk menggambarkan sebuah tindakan
komunikasi dengan menjawab pertanyaan: who, says what, in wich channel, to
whom, dan with what effect.
b. Model sirkuler
Model
ini ditandai dengan adanya unsur feedback. Pada model sirkuler ini proses
komunikasi berlangsung dua arah. Melalui model ini dapat diketahui efektif
tidaknya suatu komunikasi, karena komunikasi dikatakan efektif apabila terjadi
umpan balik dari pihak penerima pesan.
Dengan demikian proses komunikasi dapat berlangsung
satu arah dan dua arah. Komunikasi yang dianggap efektif adalah komunikasi yang
menimbulkan arus informasi dua arah, yaitu dengan
munculnya feedback dari pihak penerima pesan. Dalam proses komunikasi
yang baik akan terjadi tahapan pemaknaan terhadap
pesan (meaning) yang akan disampaikan oleh komunikator, kemudian
komunikator melakukan proses encoding, yaitu interpretasi atau
mempersepsikan makna dari pesan tadi, dan selanjutnya dikirim kepada komunikan
melalui channel yang dipilih. Pihak komunikan menerima informasi dari
pengirim dengan melakukan proses decoding, yaitu menginterpretasi pesan
yang diterima, dan kemudian memahaminya sesuai dengan maksud komunikator. Sinkronisasi
pemahaman antara komunikan dengan komunikator akan menimbulkan respon yang
disebut dengan umpan balik.
Hambatan Proses Komunikasi dalam Pembelajaran
Hambatan yang terjadi dalam proses komunikasi dapat
berasal dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal).
a. Hambatan internal, berasal dari diri
siswa atau pembelajar itu sendiri. Dapat berupa hambatan psikologis
(minat, sikap, pendapat, kepercayaan, intelegensi, pengetahuan, dll) dan
hambatan fisik (kelelahan, sakit, keterbatasan daya indera, dan cacat tubuh).
b. Hambatan eksternal, berasal dari
lingkungan pembelajar. Dapat berupa hambatan kultural (adat-istiadat,
kepercayaan, norma sosial, dan nilai-nilai panutan) dan hambatan lingkungan
(suasana yang panas, bising, dan berjubel).
Mengatasi Hambatan Komunikasi dalam Pembelajaran
Secara umum, hambatan-hambatan tersebut dapat
diatasi dengan menggunakan media pembelajaran di kelas dalam proses
pembelajaran. Hal ini sesuai dengan fungsi media pembelajaran yang digunakan
untuk mempermudah proses belajar sehingga proses belajar dapat berjalan efektif
dan efisien. Dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat, pengajar dapat
mengatasi sikap pasif pembelajar. Maka fungsi media pembelajaran secara umum
dalam proses pembelajaran sebagai berikut;
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak
terlalu bersifat verbalitas.
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan
indera
c. Mengatasi sikap pasif peserta didik
d. Memberikan perangsang, pengalaman, dan
persepsi belajar yang sama
Pengertian Pembelajaran
Sardiman AM (2005) dalam bukunya yang berjudul
“Interaksi dan Motivasi dalam Belajar Mengajar” menyebut istilah pembelajaran
dengan interaksi edukatif. Menurut beliau, yang dianggap interaksi
edukatif adalah interaksi yang dilakukan secara sadar dan mempunyai tujuan
untuk mendidik, dalam rangka mengantar peserta didik ke arah
kedewasaannya. Pembelajaran merupakan proses yang berfungsi membimbing
para peserta didik di dalam kehidupannya, yakni membimbing mengembangkan diri
sesuai dengan tugas perkembangan yang harus dijalani. Proses edukatif
memiliki ciri-ciri:
a. Ada tujuan yang ingin dicapai
b. Ada pesan yang akan ditransfer
c. Ada pelajar
d. Ada guru
e. Ada metode
f. Ada situasi
g. Ada penilaian.
Terdapat
beberapa faktor yang secara langsung berpengaruh terhadap proses pembelajaran,
yaitu pengajar, mahasiswa, sumber belajar, alat belajar, dan
kurikulum (Once Kurniawan: 2005).
Association for
Educational Communication and Technology (AECT) menegaskan bahwa
pembelajaran (instructional) merupakan bagian dari
pendidikan. Pembelajaran merupakan suatu sistem yang di dalamnya terdiri
dari komponen-komponen sistem instruksional, yaitu komponen pesan, orang,
bahan, peralatan, teknik, dan latar atau lingkungan.
Dengan demikian
pembelajaran dapat dimaknai sebagai interaksi antara pendidik dengan peserta
didik yang dilakukan secara sengaja dan terencana serta memiliki tujuan yang
positif. Keberhasilan pembelajaran harus didukung oleh komponen-komponen
instruksional yang terdiri dari pesan berupa materi belajar, penyampai pesan
yaitu pengajar, bahan untuk menuangkan pesan, peralatan yang mendukung kegiatan
belajar, teknik atau metode yang sesuai, serta latar atau situasi yang kondusif
bagi proses pembelajaran.
Proses Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses, bukan sesuatu yang
bersifat statis. Komunikasi memerlukan tempat, dinamis, menghasilkan perubahan
dalam usaha mencapai hasil, melibatkan interaksi bersama, serta melibatkan
suatu kelompok.
Pengirim pesan melakukan encode, yaitu
memformulasikan pesan yang akan disampaikannya dalam bentuk code yang
sedapat mungkin dapat ditafsirkan oleh penerima pesan. Penerima pesan
kemudian menafsirkan atau men-decode code yang disampaikan oleh pengirim
pesan. Berhasil tidaknya komunikasi atau tercapai tidaknya tujuan komunikasi
tergantung dari ketiga komponen tersebut.
Dilihat dari prosesnya, komunikasi dibedakan atas
komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal adalah
komunikasi dengan menggunakan bahasa, baik bahasa tulis maupun bahasa lisan.
Sedangkan komunikasi nonoverbal adalah komunikasi yang menggunakan isyarat,
gerak gerik, gambar, lambang, mimik muka, dan sejenisnya.
Ketercapaian tujuan merupakan keberhasilan
komunikasi. Keberhasilan komunikasi tergantung pada faktor-faktor sebagai
berikut:
a. Komunikator (Pengirim Pesan)
Komunikator
merupakan sumber dan pengirim pesan. Kredibilitas komunikator yang membuat
komunikan percaya terhadap isi pesan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
komunikasi.
b. Pesan yang disampaikan
Pesan
harus memiliki daya tarik tersendiri, sesuai dengan kebutuhan penerima pesan,
adanya kesamaan pengalaman tentang pesan, dan ada peran pesan dalam memenuhi
kebutuhan penerima.
c. Komunikan (Penerima Pesan)
Agar
komunikasi berjalan lancar, komunikan harus mampu menafsirkan pesan, sadar
bahwa pesan sesuai dengan kebutuhannya, dan harus ada perhatian terhadap pesan
yang diterima.
d. Konteks
Komunikasi
berlangsung dalam setting atau lingkungan tertentu. Lingkungan yang kondusif
sangat mendukung keberhasilan komunikasi.
e. Sistem Penyampaian
Sistem
penyampaian berkaitan dengan metode dan media. Metode dan media yang digunakan
dalam proses komunikasi harus disesuaikan dengan kondisi atau karakterisitik
penerima pesan. (IGAK Wardani: 2005).
Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses
komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan ke penerima pesan
melalui saluran atau media tertentu. Dalam pembelajaran, pesan atau informasi
yang disampaikan dapat berupa pengetahuan, keahlian, ide, pengalaman, dan
sebagainya.
Melalui proses komunikasi, agar tidak terjadi
kesalahan dalam proses penyampaian pesan, perlu digunakan sarana yang dapat
membantu proses komunikasi. Dalam pembelajaran di kelas, sarana/fasilitas yang
digunakan untuk memperlancar proses pembelajaran disebut dengan media
pembelajaran.
Komponen yang terdapat dalam proses komunikasi dalam
proses pembelajaran sebagai berikut.
a. Pesan, dalam proses pembelajaran adalah
guru
b. Sumber pesan, dalam proses pembelajaran
berupa materi pembelajaran
c. Saluran atau media, alat bantu
pembelajaran
d. Penerima pesan, siswa (pembelajar)
e. Dalam proses pembelajaran, pengajar
perlu mengetahui dasar komunikasi dan keterampilan dasar mengajar.
Ada delapan keterampilan dasar mengajar, yaittu: (a)
keterampilan bertanya, (b) memberi penguatan, (c) mengadakan variasi, (d)
menjelaskan, (e) membuka dan menutup pelajaran, (f) membimbing diskusi kelompok
kecil, (g) mengelola kelas, serta (h) mengajar kelompok kecil dan individual.
Dalam proses mengajar, perlu dilakukan pemberian
tugas kepada siswa. Hal ini dilakukan sebab tugas dapat membuat proses belajar
menjadi menyenangkan, efektif, dan efisien. Tugas dapat pula memberi kesempatan
kepada siswa untuk menerima informasi baru, mengaplikasikan, menganalisis,
bahkan mengevaluasi informasi tersebut. Manfaat lain dari pemberian tugas
adalah menciptakan proses pembelajaran yang berpusat pada pembelajar. Ada tiga
peran yang dapat dilakukan pengajar dalam rangka pemberian tugas:
1. Pengajar sebagai perencana
2. Pengajar sebagai fasilitator
3. Pengajar sebagai evaluator
Berikut ini beberapa teknik komunikasi pembelajaran
yang efektif:
1. Analisis peserta didik
2. Kuasai peserta didik
3. Menguasai materi pembelajaran
4. Menguasai metode dan strategi
pembelajaran yang efektif
5. Menguasai media dan cara-cara
menggunakannya
6. Percaya diri dan jadi diri sendiri
7. Bersikap humanis
8. Enjoy dengan penampilan sendiri
Desain Pesan dalam Pembelajaran
Pembelajaran sebagai proses komunikasi dilakukan
secara sengaja dan terencana, karena memiliki tujuan yang telah ditetapkan
terlebih dahulu. Agar pesan pembelajaran yang ingin ditransformasikan dapat
sampai dengan baik, maka Malcolm sebagaimana disampaikan oleh Abdul Gaffur
dalam handout kuliah Teknologi Pendidikan PPs UNY (2006) menyarankan
agar dosen perlu mendesain pesan pembelajaran tersebut dengan memperhatikan
prinsip-prinsip sebagai berikut:
a.
Kesiapan
dan Motivasi.
Kesiapan disini mencakup
kesiapan mental dan fisik. Untuk mengetahui kesiapan mahasiswa dalam
menerima belajar dapat dilakukan dengan tes diagnostik atau
tes prerequisite.
Motivasi terdiri
dari motivasi internal dan eksternal, yang dapat ditumbuhkan dengan pemberian
penghargaan, hukuman, serta deskripsi mengenai keuntungan dan kerugian dari
pembelajaran yang akan dilakukan.
b.
Alat
Penarik Perhatian
Pada dasarnya
perhatian/konsentrasi manusia adalah jalang, sering berubah-ubah dan
berpindah-pindah (tidak fokus). Sehingga dalam mendesain pesan belajar, dosen
harus pandai-pandai membuat daya tarik, untuk mengendalikan perhatian mahasiswa
pada saat belajar. Pengendali perhatian yang dimaksud dapat berupa: warna, efek
musik, pergerakan/perubahan, humor, kejutan, ilustrasi verbal dan visual, serta
sesuatu yang aneh.
c.
Partisipasi
Aktif Siswa
Dosen harus
berusaha membuat peserta didik aktif dalam proses pembelajaran. Untuk
menumbuhkan keaktifan mahasiswa harus dimunculkan rangsangan-rangsangan, dapat
berupa: tanya jawab, praktik dan latihan, drill, membuat ringkasan, kritik
dan komentar, serta pemberian proyek (tugas).
d.
Pengulangan
Agar peserta
didik dapat menerima dan memahami materi dengan baik, maka penyampaian materi
sebaiknya dilakukan berulang kali. Pengulangan dapat berupa: pengulangan dengan
metode dan media yang sama, pengulangan dengan metode dan media yang
berbeda, preview, overview, atau penggunaan isyarat.
e.
Umpan
Balik
Dalam proses
pembelajaran, sebagaimana yang terjadi pada komunikasi,
adanya feedback merupakan hal yang penting. Umpan balik yang tepat
dari dosen dapat menjadi pemicu semangat bagi mahasiswa. Umpan balik yang
diberikan dapat berupa: informasi kemajuan belajar siswa, penguatan terhadap
jawaban benar, meluruskan jawaban yang keliru, memberi komentar terhadap pekerjaan
siswa, dan dapat pula memberi umpan balik yang menyeluruh terhadap performansi
mahasiswa.
f.
Menghindari
Materi yang Tidak Relevan
Agar materi
pelajaran yang diterima peserta belajar tidak menimbulkan kebingungan atau bias
dalam pemahaman, maka sedapat mungkin harus dihindari materi-materi yang tidak
relevan dengan topik yang dibicarakan. Untuk itu dalam mendesain pesan perlu
memperhatikan bahwa : yang disajikan hanyalah informasi yang penting,
memberikan outline materi, memberikan konsep-konsep kunci yang akan
dipelajari, membuang informasi distraktor, dan memberikan topik diskusi.
Desain pesan pembelajaran merupakan tahapan yang
penting untuk dilakukan oleh dosen, agar proses belajar mengajar dapat
berlangung secara efektif. Dengan mendesain materi kuliah terlebih dahulu, akan
memudahkan dosen dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas.
Suatu proses pendidikan akan berhasil apabilla
terjadinya suatu proses komunikasi yang baik dan sesuai dengan harapan, di mana
gagasan-gagasan atau ide dibahas dalam suatu musyawarah antara komunikator
dengan komunikan, sehingga terjadi pemahaman tentang informasi atau segala
sesuatu hal menjadi pokok dari pembahasan untuk mengarah pada kesepakatan dan
kesatuan dalam pendapat. Berdasarkan hal tersebut, bahwa tujuan dari suatu
organisasi atau instansi tentunya dapat tercapai secara optimal apabila proses
komunikasinya lancar tanpa adanya suatu hambatan, walaupun ada hambatan, maka
komunikator dan komunikan harus dengan cermat segera mengatasi permasalahan
yang menyebabkan terjadi suatu hambatan, sehingga proses komunikasi dapat
berlangsung.
Dalam prosesnya komunikasi itu terbagi dalam 2 macam
komunikasi, yaitu komunikasi aktif dan komunikasi pasif. Komunikasi aktif
merupakan suatu proses komunikasi yang berlangsung dengan aktif antara
komunikator dengan komunikan, di mana antara keduanya sama-sama aktif
berkomunikasi, sehingga terjadi timbal balik di antara keduanya.
Sedangkan komunikasi pasif terjadi di mana komunikator menyampaikan
informasi atau ide terhadap halayaknya atau komunikan sebagai penerima
informasi, akan tetapi komunikan tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan
respon atau timbal balik dari proses komunikasi.
Faktor
yang Mempengaruhi Proses Belajar-mengajar:
1. Faktor internal
Segala
faktor yang bersumber dari dalam diri mahasiswa, contohnya yaitu kemampuan
mahasiswa, motivasi, perhatian, persepsi, pemrosesan informasi mencakup
(ingatan, lupa dan transfer).
2. Faktor eksternal
Segala
faktor yang bersumber dari luar diri mahasiswa, contohnya yaitu kondisi belajar
dan pemberian umpan balik.
B.
Macam-macam Komunikasi dalam Pembelajaran
1. Secara Langsung
Seorang
guru/dosen memberikan pelajaran secara langsung dengan bertatap muka dengan
para siswa dalam suatu ruangan ataupun di luar ruangan dalam konteks
pembelajaran. Seperti yang terjadi di sekitar kita mulai dari sekolah dasar
sampai perguruan tinggi.
2. Secara Tidak Langsung
Guru/dosen dapat
memberikan suatu pembelajaran melalui suatu media tanpa harus bertatap muka
secara langsung dengan siswa. Dan siswapun dapat memperoleh informasi secara
luas melalui media tersebut. Seperti model sekolah jarak jauh yaitu
memanfaatkan media internet sebagai alat untuk pembelajaran.
C.
Tujuan Komunikasi dalam Pembelajaran
1. Memberikan Pengetahuan
tentang Tujuan Belajar
Pada permulaan pembelajaran, siswa perlu diberi tahu
tentang pengetahuan yang akan diperolehnya atau ketrampilan
yang akan dipelajarinya. Kepada siswa harus dipertunjukkan apa yang
diharapkan darinya, apa yang harus dapat ia lakukan untuk menunjukkan bahwa ia
telah menguasai bahan pelajaran dan tingkat kesulitan yang diharapkan.
Untuk pembelajaran dalam kawasan perilaku psikomotor
atau kognitif, media visual khususnya yang menampilkan gerak dapat
mempertunjukkan kinerja (performance) yang harus dipelajari siswa. Dengan
demikian dapat menjadi model perilaku
yang diharapkan dapat dipertunjukkannya pada akhir pembelajaran.
2. Memotivasi Siswa
Salah satu peran yang umum dari media
komunikasi adalah memotivasi siswa. Tanpa motivasi, sangat mungkin
pembelajaran tidak menghasilkan belajar. Usaha untuk memotivasi siswa
seringkali dilakukan dengan menggambarkan sejelas mangkin keadaan di masa
depan, dimana siswa perlu menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya. Jika
siswa menjadi yakin tentang relevansi pembelajaran dengan kebutuhannya di masa
depan, ia akan termotivasi mengikuti pembelajaran.
Media yang sesuai untuk menggambarkan keadaan masa
depan adalah media yang dapat menunjukkan sesuatu atau menceritakan
(tell) hal aersebut. Bila teknik bermain peran digunakan (seperti lawak atau
drama), pengalaman yang dirasakan siswa akan lebih kuat. Film juga seringkali
diproduksi dan digunakan untuk tujuan motivasi dengan cara yang lebih alami.
3. Menyajikan Informasi
Dalam sistem pembelajaran yang besar yang
terdiri dari beberapa kelompok tantangan kurikulum yang sama, media
seperti film dan televisi dapat digunakan untuk menyajikan informasi. Guru
kelas bebas dari tugas mempersiapkan dan menyajikan pelajaran, ia dapat
menggunakan energinya kepada fungsi-fungsi yang lain seperti merencanakan
kegiatan siswa, mendiagnosa masalah siswa, memberikan konseling secara
individual.
Ada
tiga jenis variasi penyajian informasi:
a. penyajian dasar (basic), membawa siswa
kepada pengenalan pertama terhadap materi pembelajaran, kemudian dilanjutkan
dengan diskusi, kegiatan siswa atau oleh guru kelas;
b. penyajian pelengkap (supplementary),
setelah penyajian dasar dilakukan oleh guru kelas, media digunakan untuk
membawa sumber-sumber tambahan ke dalarn kelas, melakukan apa yang tidak dapat
dilakukan di kelas dengan cara apapun.
c. penyajian pengayaan (enrichment),
merupakan informasi yang tidak merupakan bagian dari tujuan pembelajaran,
didiadakan karena memiliki nilai motivasi dan dapat mencapai perubahan sikap
dalam diri siswa.
4. Merangsang Diskusi
Kegunaan media untuk merangsang diskusi seringkali
disebut sebagai papan loncat, diambil dari bentuk penyajian yang relatif
singkat kepada sekelompok siswa dan dilanjutkan dengan
diskusi. Format media biasanya menyajikan masalah atau pertanyaan,
seringkali melalui drama atau contoh pengalaman manusia yang spesifik.
Penyajian dibiarkan terbuka (open-end), tidak ada
penarikan kesimpulan atau saran pemecahan masalah. Kesimpulan atau jawaban
diharapkan muncul dari siswa sendiri dalam interaksinya dengan pemimpin atau
dengan sesamanya. Penyajian media diharapkan dapat merangsang pemikiran,
membuka masalah, menyajikan latar belakang informasi dan memberikan fokus
diskusi.
5. Mengarahkan Kegiatan Siswa
Pengarahan kegiatan merupakan penerapan dari metode
pembelajaran yang disebut metode kinerja (performance) atau metode penerapan
(application). Penekanan dari metode ini adalah pada kegiatan melakukan
(doing). Media dapat digunakan secara singkat atau sebentar – sebentar untuk
mengajak siswa mulai dan berhenti. Dengan kata lain program media digunakan
untuk mengarahkan siswa dilakukan kegiatan langkah demi langkah (step-by-step).
Penyajian bervariasi, mulai dari pembelajaran
sederhana untuk kegiatan siswa, seperti tugas pekerjaan rumah sampai pengarahan
langkah demi langkah untuk percobaan laboratorium yang kompleks. Permainan
merupakan metode pembelajaran yang sangat disukai khususnya bagi siswa sekolah
menengah, memiliki nilai motivasional yang tinggi, melibatkan siswa lebih baik
daripada metode pembelajaran yang lain.
6. Pelaksanakan Latihan
dan Ulangan
Dalam belajar ketrampilan, apakah itu bersifat
kognitif atau psikomotor pengulangan respon-respon dianggap sangat penting
untuk kemajuan kecepatan dan tingkat kemahiran. Istilah “drill” digunakan untuk
jenis respon yang lebih sederhana seperti menterjemahkan kata-kata asing atau
mengucapkan kata-kata asing. “practice” biasanya berhubungan dengan kegiatan
yang lebih kompleks yang membutuhkan koordinasi dari beberapa ketrampilan dan
biasanya merupakan penerapan pengetahuan, misalnya latihan olah raga tim atau
individual, memecahkan berbagai bentuk masalah.
Penyajian latihan adalah proses mekanis murni dan
dapat dilakukan dengan sabar dan tak kenal lelah oleh media komunikasi,
khususnya oleh media yang dikelola komputer. Laboratorium bahasa juga salah
satu contoh media yang digunakan untuk pengulangan dan latihan.
7. Menguatkan Belajar
Penguatan seringkali disamakan dengan motivasi, atau
digolongkan dalam motivasi. Penguatan adalah kepuasan yang dihasilkan dari
belajar, dimana cenderung meningkatkan kemungkinan siswa merespon dengan
tingkah laku yang diharapkan, setelah diberikan stimulus. Penguatan paling
efektif diberikan beberapa saat setelah respon diberikan. Karena itu harus
terintegrasi dengan fungsi rnedia yang membangkitkan respon siswa, seperti
fungsi 3, 4, 5, 6, 8. Jenis penguatan yang umum digunakan
adalah pengetahuan tentang hasil (knowledge of results). Suatu program media
menyajikan pertanyaan kepada siswa, kemudian siswa menyusun jawabannya atau memilih
dari beberapa kemungkinan jawaban. Setelah siswa menentukan jawabannya, ia
sangat termotivasi untuk segera mengetahui jawaban yang benar. Jika siswa
mengetahui bahwa jawabannya benar, maka ia dikuatkan.
Bahkan jika siswa tahu jawabannya salah, namun jika
ditunjukkan seberapa dekat jawabannya mendekati kebenaran, maka hal tersebut
juga merupakan penguatan. Media apapun yang dapat digunakan untuk menyajikan
informasi juga mampu menyajikan pertanyaan dan merangsang siswa untuk menjawab.
Media apapun yang mampu melakukan fungsi ini, ia juga dirancang untuk
memberikan jawaban benar terhadap pertanyaan kognitif, segera setelah siswa
diberi kesempatan menjawab, sehingga dimungkinkan untuk membandingkan dan
memperoleh pengetahuan tentang hasil sesegera mungkin.
8. Memberikan pengalaman simulasi
Simulator adalah alat untuk menciptakan lingkungan
buatan yang secara realistis dapat merangsang siswa dan bereaksi terhadap
responnya sendiri, sehingga dapat melatih perilaku kompleks yang membutuhkan
lingkungan khusus. Contoh yng sering ditemui adalah simulator mobil yang
digunakan untuk latihan mengendarai mobil dan simulator pesawat yang digunakan
untuk pelatihan pilot. Instruktur biasanya menjadi bagian dari sistem,
memberikan penilaian segera dan menyelipkan kerusakan pada sistem untuk memberikan
siswa latihan mengatasi masalah.
Media komunikasi seringkali memegang peranan penting
dalam simulasi, mulai dari mengolah respon/informasi yang diberikan siswa,
sampai kepada memberikan informasi tentang pencapaian siswa dalam sistem
simulasi. Pada beberapa kasus pelatihan dengan simulator, seperti peralatan
terbang, informasi/respon yang diberikan siswa dimasukkan dengan gerakan,
tekanan, tombol dan sebagainya. Keluaran dapat berupa pertunjukan dengan alat
tertentu atau sensasi gerakan (kinestetic sensations) berupa gerakan pesawat.
Simulator tidak terbatas pada sistem yang konkrit
dan lengkap seperti simulasi pesawat atau mobil, tetapi dapat diaplikasikan
pada sistem yang lebih abstrak seperti ekonomi nasional dari negara kuno,
pembiayaan sistem sekolah atau fungsi kedutaan dalam membantu negara kecil
seperti Afrika. program komputer dapat memungkinkan simulasi sistem yang
kompleks, sipenerima masukan dari siswa, menghitung hasil dan menginformasikan
kepada siswa melalui media komunikasi tentang perubahan yang dilakukan dalam
sistem. Jenis lain dari simulasi adalah permainan mensimulasikan sistem yang
kompetitif dengan dua atau lebih siswa atau kelompok belajar berinteraksi satu
sama lain. Karena sangat mirip dengan simulator yang dapat merefleksikan
kenyataan, permainan dapat mengembangkan respon yang siap ditransfer ke dunia
yang sebenarnya.
Bermain peran (role playing) juga meruapakan bagian
dari teknik simulasi yang dapat digunakan untuk mengajarkan ketrampilan tentang
hubungan antar manusia. Media, biasanya film, video digunakan untuk merekam
suatu pertemuan antara siswa dan seseorang yang mensimulasikan kehidupan nyata,
atau orang yang telah dilatih untuk berinteraksi dengan siswa. Misalnya
simulasi perang untuk melatih teknik interogasi, pelamar pekerjaan, siswa atau
pasien psikiatri untuk melatih teknik interview/wawancara, dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Komunikasi dalam pembelajaran adalah salah satu
komponen dalam pendidikan yang dibutuhkan dalam memahami peserta didik. Komunikasi
efektif dalam pembelajaran merupakan proses transformasi pesan berupa ilmu
pengetahuan dan teknologi dari pendidik kepada peserta didik, dimana peserta
didik mampu memahami maksud pesan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, sehingga
menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menimbulkan perubahan
tingkah laku menjadi lebih baik. Pengajar adalah pihak yang paling
bertanggungjawab terhadap berlangsungnya komunikasi yang efektif dalam
pembelajaran, sehingga dosen sebagai pengajar dituntut memiliki kemampuan
berkomunikasi yang baik agar menghasilkan proses pembelajaran yang efektif.
B.
Saran
Pembelajaran sebagai subset dari proses pendidikan
harus mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas pendidikan,
yang pada ujungnya akan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas sumber daya
manusia. Agar pembelajaran dapat mendukung peningkatan mutu pendidikan, maka
dalam proses pembelajaran harus terjadi komunikasi yang efektif, yang mampu
memberikan kefahaman mendalam kepada peserta didik atas pesan atau materi
belajar.
Komentar
Posting Komentar