Pengertian Belajaran Mengajar


A.    Pengertian Mengajar

Mengajar merupakan salah satu komponen dari kompetensi-kompetensi guru. Dan setiap guru haru bisa menguasainya serta terampil melaksanakan mengajar itu. Masalah mengjar telah menjadi persoalan para ahli pendidikan sejak dahulu sampai sekarang. Pengertian mengajar mengalami perkembangan, bahkan hingga dewasa ini belum ada definisi yang tepat bagi semua pihak mengenai mengajar itu.[1]
Secara umum, mengajar adalah menyampaikan ilmu pengetahuan kepada anak-anak didik di sekolah. Namun pada kenyataannya, pengertian mengajar lebih dari itu. Mengajar tidak hanya menyampaikan ilmu pengatuan, tetapi juga melatih pola piker anak-anak didik.
Mengajar adalah segala upaya yang sengaja dalam ranka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Rumsan pengertian di atas sejalan dengan pandangan William H. Burton yang mengatakan bahwa mengajar adalah uapaya dalam memberi rangsangan (stimulus), bimbingan pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar.
Menurut Dequelity dan Gazali yang di kutip oleh Drs. Slameto bahwa menagajar adalah menanmkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat. Dalam hal ini pengertian waktu yang sangat cepat sangat penting. Guru kurang memperhatikan bahwa diantara siswa ada perbedaan individual. Bila semua siswa dianggap sama kemampuan dan kemajuannya, maka bahan pelajaran yang diberikanpun akan sama pula. Hal itu bertentangan dengan kenyataan.[2]
Tyson dan Caroll (1970) mengemukakan bahwa mengajar adalah a wa working wth student.. a process of interction, the teacher does something in retern. Dari definisi tersebut tergambar bahwa mengajar adalah ebuah cara dan sebuah proses hubungan timbal balik anatara siswa dan guru yang sama aktif melakukan kegiatan
Mengajar pada prinsifnya membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu saha mengorganisasian lingkungan dalam hubunganna dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar mengajar. Penegrtian ini mengandung makna bahwa guru dituntut untuk dapat berperan sebagai organisator kegiatan belajar mengajar siswa dan juga hendaknya mampu menfaatkan lingkungan, baik yang ada dikelas mupun yang ada diluar kelas yang menunjang kegiatan belajar mengajar.
Kemampuan mengajar merupakan kemampuan yang wajib dimiliki oleh setiap pengajar, dan salah satu ilmu yang dipelajari dalam menambah kemampuan mengajar adalah kemampuan menghadapi anak didik yang memiliki karakter, kemampuan serta keinginan yang berbeda-beda. Guru harus bisa mengakomodir semua keinginan anak didiknya. Berikut ini adalah beberpa teori-teori mengajar dan prinsip-prinsip belajar:
dalam buku belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, teori-teori belajar di bagi beberapa definisi dari para ahli menurut Drs. Slameto.[3]
a.       Menurut Kilpatri yang di kutip oleh Ds, Slameto dalam buku belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya bahwa mendefinisikan mengajar yang tegas dengan dasar pemikiran pada gambaran perjuangan hidup manusia. Definisi Kilpatri tersebut ialah dengan menggunakan metode-metode “problem solving”anak, siswa dapat mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam hidupnya. Metode mengajar “problem solving” ini digunakan dinegara-negara yang telah maju. Hasilnya pada siswa ditanamkan tingkat-tingkat berfikir sebagi berikut:
1)      Melihat adanya beberapa problem
2)      Mencari kemungkinan atau alternatif-alternatif
3)      Menentukan salah satu alternatif yang baik
4)      Melaksanakan alternatif yang sudah ditentukan.
  1. Menurut A. Marrison D. Mc. Intyre memberkan defini mengajar adalah aktivitas personal yang unik. Dalam mengajar dapat membuat kesimpulan-kesimpulan umm yang tidak berguna, keberhasilan dan kejatuhannya samar-samar, dan sukar diketahui juga berlangsungnya teknik belajar yang tidak tepat untuk dijelaskan.
  2. Menurut John R. Pancella pendapatnya tentang mengajar adalah sebagai berikut : mengajar dapat dilukiskan sebagai membuat keputusan (decision making) dalam interaksi, daan hasl dari keputusan guru adalah jawaban siswa atau sekelompok siswa.
  3. Bagi Mursell mengajarkan digambarkan sebagai “mengorganisasikan belajar” sehingga dengan mengorganisasikan itu, belajar menjadi berarti atau bermakna bagi siswa.
  4. Gage, 1978, Mengajar adalah suatu seni, akan tetapi itu hanya dalam prakteknya saja untuk memperindah estetika penampilan, misalnya seni dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan siswa, seni mengatur lingkungan agar siswa senang belajar, seni membangkitkan motivasi dan lain sebagainya.
f.       George Picket dan John J. Hanlon, Mengajar merupakan sebuah profesi dan ketrampilan. Tidak semua orang cocok untuk tantangan seperti itu berdasarkan temperamen, pelatihan, maupun pengalamannya.
Dari penegrtian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa mengajar adalah aktivitas kompleks yan dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Aktivitas kompleks yang dimaksud antara lain adalah mengatur kegiatan belajar siswa memanfaatkan lingkungan (yang ada di kelas maupun diluar kelas dan memberikan stimlus bimbingan pengarahan serta dorongan kepada siswa.
Mengajar bukan tugas yang ringan bagi seorang guru. Dalam mengajar guru berhadapan dengan sekelompok siswa, mereka adalah makhluk hidup yang memerlukan bimbingan dan pembinaan ntuk menuju kedewasaan siswa telam mengalami proses pendidikan dan pengajaran diharapkan telah menjadi manusia dewasa yang sadar dan tanggung jawab terhadap diri sendiri, wiraswasta, berpribadi dan moral.
Ada dua pendapat tentang prinsip-prinsip mengajar yang di kemukakan oeh Drs. Slameto dan bukunya Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. [4]
a.       Pendapat yang pertama mengemukakan bahwa prinsip-prinsip mengajar yang disimpulkan menjadi 10 prinsip seperti berikut ini:
1)      Perhatian
2)      Aktivitas
3)      Appersepsi
4)      Peragaan
5)      Repetisi
6)      Korelasi
7)      Konsentrasi
8)      Sosialisasi
9)      Individualisasi
10)  Evaluasi
b.      Murcell mengemukakan prinsip-prinsip mengajar yang disimpulkan menjadi 6 prinsip yang di antaranya:
1)      Konteks, ciri-ciri kontks yaitu dapat membuat pelajar menjadi lawan berinteraksi secara dinamis dan kuat sekali dan terdiri dari pengalaman yang aktual.
2)      Fokus
3)      Sosialsasi
4)      Individualisasi
5)      Sequnce, ciri-ciri squnce yaitu pertumbuhan itu bersifat kontinu, pertumbhan tergantung pada tujuan, pertumbuhan tergantung pada munculnya makna, pertumbuhan merupakan perbahan dari penguasaan yang langsung menuju kepada, kontrol yang jauh,
6)      Evaluasi

B.     Pengertian Belajar

Untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang belajar terutama belajar disekolah, perlu dirumuskan secara jelas pengertian belajar. Menurut pengertian secara psikologis belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhui kebutuhan hidupnya. Perbahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.[5]
Menurut Slameto belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. [6]
Menurut kamus besar bahasa indonesia belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu berlatih berubah tingkah laku atau tanggapan yang di sebabkan oleh pengelaman. Menurut James O. Wittaker dalam djamarah (1999). Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimblkan atau di ubah melalui latihan atau pengalaman. Menurut Djamarah belajar adalah serangkain kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, psikomotor.
Belajar juga di definiskan sebagai suatu proses yang mana suatu kegiatan berasal atau berubah lewat reaksi dari suatu situasi yang di hadapi dengan keadaan bahwa karakteristik-karakteristik dari perubahan aktivitas tersebut tidak dapat dijelaskan dengan dasar kecenderungan-kecenderungan reaksi asli, kematangan atau perubahan. Pengertian belajar menurut W. Gulo adalah suatu proses yang berlangsung di dalam diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya baik dalam tingkah laku dalam berfikir, bersikap dan berbuat.
Sedangkan menurut Bell Gredler dalam Udin S. Winataputra (2008) pengertian belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies, skill, and attitude, kemampuan (competencies) ketrampilan (skill) dan sikap ( attitude) tersebut diperoleh secara bertahap dan erkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melaluiangkain proses belajar sepanjang hayat. Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan. Dengan serankaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan sebagainya.
Berikut ini adalah beberapa pengertian dan definisi belajar menurut beberapa ahli baik dari dalam maupun dari luar negeri yaitu diantaranya:
1.       Oemar Hamalik. Belajar adalah bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara berperilaku yang baru berkat pengalaman dan latihan.
2.      Eenest H. Hilgard Belajar adalah dapat melakukan sesuatu yang dilakukan sebelum ia belajar atau bila kelakuannya berubah sehingga lain caranya menghadapi sesuatu situasi daripada sebelum itu.
3.      Notoatmojo Belajar adalah usaha untuk menguasai segala sesuatu yang berguna untuk hidup
4.      Ahmadi A. Belajar adalah proses perubahan dalam diri manusia
5.      Nasution Belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan.
6.      Cronbach Belajar sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam mengalami itu menggunakan panca indranya.
7.      Winkel Belajar adalah suatu aktivitas mental / psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilakn perubahan - perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan sikap-sikap
Untuk menangkap isi dan pesan belajar, maka dalam belajar tersebut individu menggunakan kemampuan pada ranah-ranah:
a)      Kognitif yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau pikiran yang terdiri dari kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
b)      Afektif yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi, dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran yang terdidri dari kategori penerimaan, partisipasi, penilaian sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup.
c)      Psikomotorik yaitu kemampuan yang mengutamakan ketrampilan jasmani yang terdidri dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan, dan kreativitas.
Jenis jenis belajar yang di kemukan oleh Drs. Slameto dalam bukunya belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. [7]
a.       Balajar bagian (part learning, fractioned learning)
Umumnya belajar dilakkan oleh seseorang bila ia dihadapkan pada meteri belajar yang bersifat luas atau ekstensif, miaalnya mempelajari sajak atupun gerakan-gerakan motoris seperti bermain silat.
b.      Belajar dengan wawasan (learning by insight)
Yang dikutip oleh Drs. Slameto Konsep ini di perkenalkan oleh W.Khohler, salah seorang tokoh psikologi Gestalt pada permulaan tahun 1972. Sebagi suatu konsep, wawasan insight) ini merupakan pokok utama dalam pembicaraan psikologi belajar dan proses berfikir.
c.       Belajar diskriminatif (discriminatif learning)
Belajar diskriminatif diartikan sebagai suatu usaha untuk memilih beberapa sifat situasi/stimulus dan kemudian menjadikannya sebagi pedoman dalam bertingkah laku. Dengan pengertian ini maka dalam bereksperimen subyek diminta untuk merespon secara bebeda-beda terhadap stimulus yang berlainan.
d.      Belajar global keseluruhan (global whole learning)
Disini bahan pelajaran dipelajari secara keseluruhan berulang samapi pelajar menguasainya. Metode belajar ini sering juga disebut metode Gestalt.
e.       Belajar insidental (incidental learning)
Konse ini bertentangan dengan anggapan bahwa belajar itu selalu berarah tujuan (intensional).
f.       Belajar instrumental (instrumental learning)
Pada belajar instrumenal, reaksi-reaksi seseorang siswa yang diperlihatkan di ikuti oleh tanda-tanda yang mengarah pada apakah siswa tersebut akan mendapat hadiah, hukuman, berhasil atau gagal.
g.      Belajar intensional (ntensinal learning)
Belajar dalam arah tujuan merupakan lawan dari belajar insidental, yang akan dibahas lebih luas pada bagian berikut.
h.      Belajar laten (latent learning)
Dalam belajar laten peruabahan-peruabahn tingkah laku yang terlihat tidak terjadi secara segera dan oleh karena itu disebut laten.
i.        Belajar mental (mental learning)
Perubahan kemungkinan tingkah laku yang terjadi disini tidak nyata terlihat melainkan hanya berupa perubahan proses kognitif karena ada bahan yang dipelajari.
j.        Belajar produktif (productive learning)
Menurut R. Berguis (1964) yang dikutip oleh Drs. Slameto memberikan arti belajar yang prodktif sebagai belajr dengan transfer yang maksimum. Belajar adalh mengatur kemungkinan untk melakukan transfer tingkah laku dari satu situasi kesituasi lain. Belajar disebut produktif bila individu mampu mentransfer prinsip menyelesaikan satu persoalan dalam satu situasi kesituasi lain.
k.      Belajar verbal (veral learning)
Belajar verbal adalah belajar mengenai materi verbal dengan melalui latighan dan ingatan.

2.      Ciri-ciri Belajar

a.       Adanya kemampuan baru atau perubahan.  Perubahan tingkah laku bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif);
b.      Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau dapat disimpan;
c.       Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan usaha. Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan;
d.      Perubahan itu tidak terjadi semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik/kedewasaan tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan.

3.      Teori-teori Belajar

a.       Teori Cognitive Gestalt-Field

Teori ini dikemukakan oleh Koffka dn Kohler dari Jerman. Teori belajar Gestalt meneliti tentang pengamatan dan problem solving. Dari pengamatannya ia menyesalkan penggunaan metode menghafal di sekolah, dan menghendaki agar murid belajar dengan pengertian bukan hafalan akademis. Suatu konsep yang penting dalam psikologis Gestalt adalah tentang “Insight” yaitu pengamatan dan pemahaman mendadak terhadap hubungan-hubungan antara bagian-bagian dalam suatu situasi permasalahan. Sifat-sifat belajar dengan insight menurut Drs. Slameto yaitu:

1)      Insight tergantun dari kemampuan dasar
2)      Insight tergantung pada pengalaman masa lampau yang relevan
3)      Insight hanya timbul apabila situasi belajar diatur sedemikian rupa, sehingga segala aspek yang perlu dapat diamati
4)      Insight adalah suatu hal yang harus dicari, tidak dapat jatuh dari langit
5)      Belajar dengan insight dapat diulangi
6)      Insight sekali didapat dapat digunakan untuk menghadapi situasi-situasi yang baru. [8]

Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan teori Gestalt, guru tidak memberikan potongan-potongan atau bagian-bagian bahan ajaran, tetapi selalu satu kesatuan yang utuh.

Menurut teori Gestalt perbuatan belajar itu tidak berlangsung seketika, tetapi berlangsung berproses kepada hal-hal esensial, sehingga aktifitas belajar itu akan menimbulkan makna yang berarti. Sebab itu dalam proses belajar, makin lama akan timbul suatu pemahaman yang mendalam terhadap materi pelajaran yang dipelajari, manakala perhatian makin ditujuan kepada objek yang dipelajari itu telah mengerti dan dapat apa yang dicari.

b.      Teori Belajar Menurut J. Burner

Di dalam proses belajar Burner mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk meningkatkan proses belajar perlu dilingkungn yang dnamakan “discovery learning environment”, ialah lingkungan dimana siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang sudah diketahui. Dalam tiap lingkunagan selalu ada macam-macam masalah hubungan-hubungan dan hambatan yang dihayati oleh siswa secara berbeda-beda  pada usia yang berbeda pula. Dalam lingkungan banyak hal yang dapat dipelajari oleh siswa.[9]
c.       Teori belajar dari Piaget
Pendapat piaget mengenai perkembangan proses belajar pada anak-anak adalah sebagai berikut:
1)      Anak mempunyai struktur mental yng berbeda dengan orang dewasa. Mereka bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk kecil, mereka mempunyai cara yang khas untuk menyatakan kenyataan dan untuk menghayati dunia sekitarnya. Maka memerlukan pelayanan tersendiri dalam belajar.
2)      Perkembangan mental pada anak melalui thaptahap tertentu , menurut suatu urutan yang sama bagi semua anak.
3)      Walaupun berlangsungnya tahap-tahap perkembangan tu melalui suatu urutan tertentu tetapi jangka waktu untuk berlatih dari satu thap yang lain tiakah sama pada setiap anak.
4)      Perkembangan mental anak dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu, kemasakan, pengalaman, interaksi soaial, equilibration (proses dari ketiga faktor diatas bersama-sama untuk embangun dan memperbaiki struktur mental)
5)      Ada tahap perkembangan yang diantaranya : berfikir secara intuitif (4 tahun, beroperasi secara konkret (7 tahun), dn beroperasi secar formal (11 tahun).[10]
d.      Teori dari R. Gagne
Mulai masa bayi manusia mengadakan interaksi dengan lingkungan, tetapi baru dala bentuk “sensori-motor coordnation”. Kemudian ia belajar berbicara dan menggunakan bahasa. Kesanggupan untuk menggunakan bahaasa ini penting artinya untuk belajar.
Tugas pertama yang dilakukan anak ialah meneruskan “sosialisasi” dengan anak lain ata orang dewasa., tanpa pertentangan bahkan untuk membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhan keramahan dan konsiderasi pada anak itu.
Tahap kedua ialah belajar menggunakan simbol-simbol yan menyatakan keadaan sekelilingnya seperti:gambar, huruf,angka, diagram dan sebaginya gagne mengatakan pila bahwa segala sesuatu yag dipelajari oleh manusia dapat dibagi menjadi 5 kategori yang disebut “the domains of leraning” yaitu: kterampilan mootoris (motor skill), informasi verbal, kemampuan intelaktual, strategi kognitif, dan sikap.
e.       Purposeful laerning
Purposeful learning adalah belajar yang dilakukan dengan sadar untuk mencapai tujuan yang :
1)      Dlakukan siswa sendiri tanpa perintah atau bimbingan orang lain
2)      Dilakukan siswa dengan bimbingan orang lain di dalam situasi belajar mengajar disekolah.[11]
Dengan mempelajari uraian-uraian yang terdahulu, maka calon guru/pembimbing seharusnya sudah dapat menyusun sendiri prinsip-prinsip belajar itu sendiri. Menurut Drs. Slameto prinsip-prinsip belajr yaitu diantaranya:
a.       Berdasarkan prasyarat yang diperluka untuk belajar
1)      Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipai aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan intruksional
2)      Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tjuan intruksional
3)      Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif
4)      Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya
b.      Sesuai hakikat belajar
1)      Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya
2)      Beljar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery
3)      Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan natara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan. Stimulus yang diberkan menimbulkan response yang diharapkan
c.       Sesuai materi bahan yang harus dipelajari
1)      Belajar besifat keselurhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menankap pengertiannya
2)      Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan intruksional yang harus dicapainya
d.      Syarat keberhasilan belajar
1)      Belajar memerlukan sarana yang cukup, ssehingga siswa dapat belajar dengan tenang
2)      Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-berkali agar pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa.[12]

C.    Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran yang diindentikan degan kata “mengajar” berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberkan kepada orang supaya diketahui (dituruti) ditambah dengan awalan “pe” an diakhiri “an” menjadi “pembelajaran” yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pemelajaran merupkan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan penegtahuan, pengeuasaan, kemahiran dan tabiat serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Menurut undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas pasal 1 ayat 20. Pembelajaran  merupakan sebuah proses interaksi antara peserta didik dengan pedidik dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar. Menurut Trianto pembeljaran adalah salah satu aspek dari kegiatan manusia secara kompleks yang tidak sepenuhnya bisa dijelaskan atau di jabarkan secara lebih siple pembelajaran merupakan produk dari interaksi yang berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman. Secara umum pembelajaran ialah usaha yang dilakukan secara sadar yang dilakkan oleh seorang pendidik untuknmembelajarkan peserta didiknya dengan memberikan arahan sesuai dengan sumber-sumber belajar lainnya untuk mencapai sebuah tujuan yang di inginkan.
Proes pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku dimanapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks guru pendidikan mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencaapai sesuatu objektif ang ditentukan (aspek kognitif) jga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif) serta keteramilan (aspek psikmotor)seseorang peserta didik. Pengajaran memberikan kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak yaitu pekerjaan guru saja. Sdangkan pebelajaran jga menyiratkan adanya interaksi anatara guru dengan peserta didik. Pembelajaran adalah suatu sisitem yang bertujan untuk membantu proses belajar siswa yang berisi serangkaian peristiwa yang di rancang disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendudkung terjadinya proses elajar siswa yang ersifat internal Gagne dan Briggs (1979:3).
Istilah “pembelajaran” sama dengan “intruction” atau “pengajaran”. Pengajaran mempunyai arti cara mengajar atau menajarkan. Dengan demikian pengajaran diartikan sama dengan perbuatan belajar (oleh siswa) dan mengajar (oleh guru). Kegiatan belajar mengajar adalah satu kesatuan dari dua kegiatan yan seolah kegiatan belajar adalah kegiatan primer, sedankan mengajar adalah kegiatan sekunder yang dimaksudkan agar terjadi kegiatan secara ptimal.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama. Dengan demikian dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan beberapa komponen yang diantaranya:
1.       Siswa
2.      Guru
3.      Tujuan
4.      Isi pembelajaran
5.      Metode
6.      Media
7.      Evaluasi
Dalam sebuah pembelajaran tentu kita harus meiliki model pembelajaran itu sendiri yang nantinya akan diterapkan model seperti apa yang akan kita gunakan dalam proes pembelajaran. Untuk itu kita harus mengetahui pengertian model pembelajaran itu sendiri yang menurut Arends, 1997:7 yag dikutip oleh Trianto, S.Pd., M.Pd dalam bukunya yang berjudul model pembelajaran terpadu dalam teori dan praktek yang definisinya adalah  Model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau suatu pola yang akan digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk didalamnya tjuan-tujuan pengajaran, tahaptahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dalam pengelolaan kelas.[13]
Menurut Jhonson yang dikutip oleh Trianto untuk mengetahui kualitas model pembelajaran harus dilihat dari dua aspek, yaitu proses dan produk. Aspek proses mengacu apakah embelajaran mampu menciptakan situasi belajar yang menyenangkan (joyful learning) serta mendorong siswa untuk aktif belajar dan berfikir kreatif. Aspek prodeuk mengacu apakah pembelajaran mampu mencapai tujuan, yaitu eningkatkan kemampuan siswa dengan standar kemampuan atau kompetensi yang ditentukan. Dalam hal ini sebelum melihat hasilnya terlebih dahulu aspek proses sudah dapat dipastikan berlang baik.[14]
Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa. Kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian materi pembelajaran dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran sangat peting dalam pendidikan karena materi pembelajaran dapat disampaikan kepada siswa sehingga dapat belajar dengan baik dan memperoleh ilmu pengetahuan serta tujuan pendidikan dapat dicapai.

D.    Media dan Teknk Pembelajaran

1.      Pengertian Metode Pembelajaran

Metode berasal dari bahasa yunani “methodos” yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Jadi metode pembelajaran adalah ilmu yang mempelajari tentang cara-cara ntuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan dari yang terdiri dari pendidik dan pesserta didik untk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tersebut.
Tidak ada satu metodepun yang dianggap paling baik dianatra metode-metode yan lain karena setiap metode mempunyai karakteristik tertentu dengan segala kelebihan dan kelemahan masng-masing. Adakalanya seorang guru perlu menggunakan beberapa metode dalam menyampaikan suatu pokok bahasan tertentu. Denan variasi beberapa metode penyajian engajaran menjadi lebih hidup misalnya pada awal pengajaran guru memberikan suatu uraian denan metode ceramah kemudaian peragaan dan diakhiri dengan diskusi atau anya jawab.
Metode pembelajaran adalah bagian utuh (terpadu integral) dari proses pendidikan pngajaran. Metode ialah cara guru menjelaskan suatu pokok bahasan (tema pokok masalah) sebagai bagian kurikulum dalam upaya mencapai sasaran tujuan pembelajaran melalui cara atau metode yang pada hakikatnya ialah jalan mencapai sasaran dan tujan embelajaran. Jadi alasan atau nalar guru memilih dan menetapkan suatu metode dalam kegaiatan pembelajaran adalah:
a.       Metode ini sesuai dengan pokok ahasan
b.      Metode ini menjadi kegiatan siswa dalam belajar dalam meningkatkan motivasi atau semangat belajar
c.       Metode inimemperjelas dasar kerangka, isi dan tujuan dari pokok bahasan sehingga pemahaman siswa semakin jelas
d.      Metode diilih guru denganazas diatas berdasarka pertimbangan praktis, rasional dikuatkan oleh kiat dan engalam guru
e.       Metode yan berdaya guna belum tentu tuggal, jadi suatu metode dapat digunakan secara kominasi (sintesis terpadu) dan dilengkapai dengan media tertentu bahkan multimedia. Dasar pertimbangan ialah sasaran dan tujuan pembelajaran

Menurut kamus besar bahasa indonesia teknik adalah metode atau sistem mengerjak sesuatu cara membuat seni melakukan sesautu. Gerlach dan Ely (Hamzah B Uno . 2009:2) mengartikan teknik sebagai jalan alat atau media yang digunakan oleh guru untk mengarahkan kgiatan peserta didik kearah tujuan yang ingin dicapai. Teknik secara harfiah juga diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengaplikasikan dan memperaktika suatu metode khusu untuk teknik pembelajaran sudrajat menjelaskan teknk pemelajaran sebagai cara yang dilakukan pengajar dalam menerapkan metode pembelajaran tertetu.

3.      Macam-macam Teknik Pembelajaran

a.       Teknik Diskusi
Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru di sekolah, yang dimana di dalam teknik ini terjadi proses interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dapat juga semuanya aktif tidak ada yang pasif sebagai pendengar.
b.    Teknik Kerja Kelompok
Teknik kerja kelompok adalalah suatu cara mengajar, di mana siswa di dalam kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok. Mereka bekerja bersama dalam memecahkan masalah, atau melaksanakan tugas tertentu, dan berusaha mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan oleh guru
c.    Teknik Penemuan (Discovery) dan Simulasi
Tehnik penemuan merupakan proses dimana seorang siswa melakukan proses mental yang harus mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip. Yang dimaksud proses mental ialah mengamati, mencerna, mengerti menggolong-golongkan, membuat dugaan membuat kesimpulan dan lain sebagainya.
Sedangkan Tehnik simulasi  merupakan cara mengajar dimana menggunakan tingkah laku seseorang untuk berlaku seperti orang yang dimaksudkan dengan tujuan agar orang dapat menghindari lebih mendalam tentang bagaimana orang itu merasa dan berbuat sesuatu dengan kata lain siswa memegang peranaan sebagai orang lain.
d.      Tehnik Inquiry
Inquiry adalah teknik pengajaran guru didepan kelas dimana guru membagi tugas meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan. Kemudian mereka mempelajari, meneliti, dan membahas tugasnya didalam kelompok kemudian dibuat laporan yang tersusun baik dan kemudian didiskusikan secara luas atau melalui pleno sehingga diperoleh kesimpulan terakhir.
e.       Tehnik eksperimen dan demonstrasi
Tehnik Eksperimen merupakan salah satu cara mengajar dimana seorang siswa diajak untuk beruji coba atau mengadakan pengamatan kemudian hasil pengamatan itu disampaikan dikelas dan di evaluasi oleh guru.
f.        Tehnik Karya Wisata
Tehnik karya wisata merupakan tehnik mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa kesuatu tempat atau obyek tertentu diluar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu.
g.      Teknik Ceramah
Teknik ceramah ialah cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan, yaitu dimana seorang guru menularkan pengetahuannya kepada siswa secara lisan atau ceramah.
h.      Teknik Bimbingan / Tutorial
Teknik bimbingan/tutorial adalah suatu proses pengelolaan pembelajaran yang dilakukan melalui proses bimbingan yang diberikan/dilakukan oleh guru kepada siswa baik secara perorangan atau kelompok kecil siswa. Teknik ini biasa digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Teknologi Dasar, teknik ini banyak sekali digunakan, khususnya pada saat siswa sudah terlibat dalam kerja kelompok. Peran guru sebagi fasilitator, moderator, motivator dan pembimbing sangat dibutuhkan oleh siswa untuk mendampingi mereka membahas dan menyelesaikan tugas-tugasnya
i.        Teknik Problem Solving
Teknik problem solving (pemecahan masalah) bukan hanya sekedar teknik mengajar, tetapi juga merupakan satu teknik berpikir, sebab dapat menggunakan teknik-teknik lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
Menurut Femilla macam-macam teknik pembelajaran meliputi teknik syarahan, teknik perbincangan, teknik projek, teknik penyelesaian masalah, teknik dapatan, teknik perminan, teknik kooferatif. Menurut shintiminandar, jenis teknik pembelajaran yang dianataranya:
a.       Teknik umum (tenik umum mengajar) adalah cara-cara yang dapat digunakan untuk semua bidang studi
b.      Teknik khusus (teknik khusu pengajaran dalam bidang studi tertentu) adalah cara mengajarkan (menyajkan dan memantapkan ) bahan- bahan pelajaran bidang studi tertentu.


Jawaban

Rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu panduan langkah-langkah yang akan dilakukan oe guru dalam kegiata pembelajaran yang disusun dalam skenario kegiatan. Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun untuk setiap untuk pertumuan yang terdiri dari tiga rencana pembelajaran, yang masing-masing yang dirancsng untuk peremuan selama 90 menit dan 135 menit. Skenario kegiatan pembelajran dikembangkan dari rumusan tujuan pembelajar an yang mangacu dari indikator untuk mencapai hasil belajarsesuai kurikul yang berbasis komptensi.
Rencana pelaksanaan pembelajaran dimaksud adalah rencana pelaksanaan pembelajaran berorientasi pembelajaran terpadu yang menjadi pedoman bagi guru dalam proses belajar mengajar komponen-komponen yang ada dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang meliputi dianatranya Standar Kompetensi (SK), Kompetnsi Dasar (KD), Hasil Belajar, Indikator pencapaian hasil belajar, Strategi pembelajaran, Sumber pembelajaran, Alat dan Bahan, Langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan Evaluasi.[15]





Kegiatan
Waktu
Aspek life skill yang dikembengkan
Waktu yang ditanamkan
A.    Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi
·         Menanyakan dan menarik perhatian siswa (dengan berbagai variasi persiapkan aktivitasnya dengan tujuan menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran) dengan permainan atau media
·         Apersepsi (menanykan tentang materi pelajaran yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya untuk menghubungkan dengan materi yang akan di pelajari disebabkan pertemuan pertama jadi belum ada materi pelajaran sebelumnya
·         Pre test (dengan variasi strategi yan intinya untuk melihat seberapa jau penguasaan peerta didik atas materi yang hendak di pelajari) menayakan keapada siswa tentang akidah islam
·         Acuan (menjelaskan kompetensi dasar indikator tujuan pembelajaran yang akan di capai dan atau meyampaikan mater dan cakupn materi yang akan di pelajari
B.     Kegiatan Inti
Ekspolrasi
·         Guru menjelaskan proses pemelajaran
·         Guru memberikan penjelasan awal tentang akidah islam
·         Siswa dibagi menjadi ebrapa kelompok kemudian perkelompok dengan strategi information search mencari informasi tentang akidah islam
Elaborasi
·         Sisa membaca berbagai sumber tentng dasar dan tujuan akidah islam
·         Siswa beradu cepat memasangkan kalimat acak tentang pengertian, daar, dan tujuan akidah islam
·         Siswa saling menilai hasil pemasangan berdasarkan apa yang telah dibaca tentang, pengertian, dasar, tujuan manfaat, mempelajari dan mengidentifikasi perilaku yang sesuai dengan akidah islam
Konfirmasi
·         Siswa bertanya jawab dengan guru tentang hal-hal yang masih belum jelas
·         Guru memberikan penguatan penyempurnaan tentang kesimpulan, pengertiaan, dasar dan tujuan manfaat mempelajari da indentifikasi perilaku yang sesuai dengan akidah islam
C.    Kgiatan Akhir
·         Guru bersama-sama peserta didik dan atau sendiri membuat rangkumansimpulan pelajaran
·         Guru melakukan post test dan atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram
·         Guru memberikan tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik
·         Mengakhiri pembelajaran secara islami





















































Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan.
·         Ceramah : metode ini digunakan untuk memulai pembelajaran terutama untuk kegiatan awal
·         Kerja kelompok : kegiatan ini digunakan untuk mengumpulkan informasi misalnya tentang pengertian najis, macam-macm najis, membauat bagian najis
·         Diskusi : metode ini digunakan untuk mendialogkan tema yang berkenaan dengan materi kegaiatn pembelajaran
·         Pemeran dan shopping : hasil diskusi/kerjakelompok dan saling mengomentari




[1] Hal: 29 (Drs. Slameto, “Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya” PT RINEKA CIPTA, Jakarta cetakan keempat 2003).

[2]  Hal:30 (Drs. Slameto, “Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya” PT RINEKA CIPTA, Jakarta cetakan keempat 2003).
[3] Hal:29 (Drs. Slameto, “Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya” PT RINEKA CIPTA, Jakarta cetakan keempat 2003).
[4] Hal:35 (Drs. Slameto, “Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya” PT RINEKA CIPTA, Jakarta cetakan keempat 2003).
[5] Dan Hal:2 (Drs. Slameto, “Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya” PT RINEKA CIPTA, Jakarta cetakan keempat 2003).
[6] Hal:2 (Drs. Slameto, “Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya” PT RINEKA CIPTA, Jakarta cetakan keempat 2003).
[7] Hal:5 (Drs. Slameto, “Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya” PT RINEKA CIPTA, Jakarta cetakan keempat 2003).
[8] Hal:9 (Drs. Slameto, “Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya” PT RINEKA CIPTA, Jakarta cetakan keempat 2003).
[9] Hal:11 (Drs. Slameto, “Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya” PT RINEKA CIPTA, Jakarta cetakan keempat 2003).
[10] Hal:13 (Drs. Slameto, “Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya” PT RINEKA CIPTA, Jakarta cetakan keempat 2003).
[11] Hal:15 (Drs. Slameto, “Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya” PT RINEKA CIPTA, Jakarta cetakan keempat 2003).
[12] Hal:27 (Drs. Slameto, “Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya” PT RINEKA CIPTA, Jakarta cetakan keempat 2003).
[13] Hal:1 Trianto, S.Pd.,M.Pd, “Model pembelajaran terpadu dalam teori dan praktek”PRESTASI PUSTAKA, Jakarta 2007.

[14] Hal:5 Trianto, S.Pd.,M.Pd, “Model pembelajaran terpadu dalam teori dan praktek”PRESTASI PUSTAKA, Jakarta 2007.

[15] Hal:7 Trianto, S.Pd.,M.Pd, “Model pembelajaran terpadu dalam teori dan praktek”PRESTASI PUSTAKA, Jakarta 2007.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

konsep dasar media pembelajaran

Inovasi Kurikulum

TELAAH KURIKULUM DAN SILABUS MATA PELAJARAN FIQIH KELAS IX SEMESTER I DAN SEMESTER II SERTA PROSES PEMBELAJARANNYA